Jakarta | Informasi TV – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pengurus Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPP IWAPI) yang digelar pada 28-30 September 2022 di The Sultan Hotel Jakarta, mendapat sambutan hangat dari seluruh kepengurusan di Indonesia
Perwakilan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) turut ambil bagian dalam momen penting ini dengan menampilkan berbagai hasil kerajinan tenun ikat asli NTT.
Saat bertemu awak di stand IWAPI NTT, Any Paul Liyanto menyampaikan bahwa kehadirannya bersama 15 orang
rombongan IWAPI NTT selain untuk mengikuti Rakernas juga untuk menampilkan beragam kerajinan tangan dan berbagai seni Tenun Ikat Tradisional asli dari berbagai daerah di provinsi NTT.
“Kain tenun yang kami bawa kesini ada dari berbagai Kabupaten, ada Tenun Sumba, Tenun Timor, dan ada Tenun Flores” ujar Any Liyanto yang akrab disapa Ibu Any
Tenun Ikat asli NTT menurut Any Liyanto, memiliki beragam keistimewaan dan keunikan yang tidak ditemukan dalam tenun ikat daerah lain
“Keistimewaan dan uniknya tenun NTT ini karena semua Kabupaten ada tenunannya masing-masing, kalau di tempat lain adanya cuma satu” kata Any yang juga Istri Tokoh Masyarakat NTT, Abraham Paul Liyanto
Lebih lanjut kata Any, keunikan tersebut dapat dilihat dari berbagai motif tenun ikat NTT.
“Seperti di Kabupaten So’e adanya bukan hanya satu tenun tapi ada banyak motif” lanjutnya.
Wakil Ketua Umum 2 IWAPI NTT ini juga berharap agar kerajinan ikat tenun hasil karya masyarakat NTT dapat dinikmati dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan membantu perekonomian masyarakat.
“Harapan kita apa yang sudah dibuat oleh masyarakat kita kerajinan tangannya ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan membantu peningkatan ekonomi masyarakat” ujarnya
Terkait visi-misi sebagai pengurus IWAPI NTT Any Liyanto menjelaskan tekadnya untuk memajukan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan Indonesia.
“Kalau bagi saya visi – misinya, saat ini kita sudah dipercayakan oleh organisasi tersebut jadi kita ingin kaum perempuan Indonesia lebih maju dan kita ingin memajukan bangsa Indonesia khususnya pengusaha-pengusaha wanita” jelas WKU 2 IWAPI NTT
Selain itu, Any Liyanto juga menitip pesan untuk generasi muda dan kaum perempuan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi disetiap daerah dan senantiasa melestarikan budaya dan kerajinan Tenun Ikat NTT.
“Saat sekarang justru kita mengharapkan generasi milenial yang terus berkembang kita sebagai senior hanya sebagai pendukung jadi kami harapkan mereka tidak boleh meninggalkan warisan budaya kerajinan tenun ikat asli NTT” pesannya.
Hal senada juga disampaikan oleh Elsye Pranda selaku Wakil Ketua IWAPI NTT. Menurutnya, masing-masing kabupaten di NTT memiliki ciri khas tersendiri dalam seni tenun ikat tradisional.
“Setiap kabupaten punya tenun tradisional dan ciri khas tersendiri contohnya Kain Tenun ini, asli buatan tangan, handmade, jadi satu kain itu bisa sebulan pewarnaannya pakai pewarna alami dan ada juga kita pakai benang toko kalau pewarna alam dibuat dari umbi-umbian daun-daunan” ungkapnya yang juga memiliki 31 pengerajin Tenun Ikat Tradisional.
Keunggulan bahan pewarna alami dibandingkan benang hasil pabrikasi, kata Elsye adalah pada hasil dan kualitas bahan tenunan.
“Kelebihannya dari bahan alami dibanding benang toko adalah pada Warnanya tidak sama terutama berbeda dalam kualitaswarnanya yaitu warnanya lebih soft dan natural” pungkasnya.
Selain kain tenun NTT sejumlah hasil kerajinan tangan masyarakat turut dipamerkan di booth IWAPI NTT yaitu antara lain baju berbahan tenun serta aksesoris dan lain-lain sebagainya. ()